Selasa, 17 April 2012

Suramgama Suttram

Suramgama Suttram

Sang wujud Di Dalam wujud itu sendiri
dari dalam Gudang Tathagata
Demikianlah telah Ku dengar. Pada suatu ketika, Sang Buddha tinggal di dalam Vihara Jetavana, dekat Sravasti, bersama dengan 1250 Bhikkhu yang merupakan Para Arhat yang telah menyeberangi arus perpindahan. Mereka menjunjung tinggi Ajaran-Nya dengan tegas, dapat melompati semua alam kehidupan perwujudan dan telah mencapai tingkah laku sikap terhormat yang patut dicontoh, yang diselenggarakan dalam penghormatan agung di seluruh Negeri. Mereka mengikuti Sang Buddha untuk memutar Roda Hukum dan telah memenuhi syarat untuk meneruskan Dharma-Nya. Menjadi disiplin diri, Mereka menetapkan contoh yang baik didalam tiga dunia dimana mereka muncul didalam perubahan wujud tubuh yang tak terhitung jumlahnya untuk mengantarkan para mahluk hidup dan untuk menyelamatkan generasi mendatang dari kekotoran batin. Mereka dipimpin oleh Sang Bijaksana Sariputra, Maha Maudgalyayana, Maha Kausthila, Purna Maitrayani Putra, Subhuti, dan Upanisad.

Ada juga yang tak terhitung jumlahnya Para Pratyeka Buddha yang sejak Mereka telah menaklukkan kebiasaan lama mereka sudah tidak memiliki sesuatu yang lebih untuk dipelajari, namun datang ke Vihara Sang Buddha bertekad untuk mencari Kebenaran Pokok.

Sekarang, Pertapaan musim panas baru saja selesai ketika Para Bhikkhu mencabut kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan dan ketika Para Bodhisattva dari sepuluh penjuru bertekad untuk menghapus sisa-sisa keraguan dan kecurigaan Mereka, dengan takjim penuh hormat menunggu Ajaran itu didalam pencarian Mereka demi makna batin esoteriknya. Dan Jadi, Sang Tathagata mengatur tempat duduk-Nya dan duduk bersila untuk mengumumkan Ajaran yang amat sangat mendalam itu. Dharma yang demikian menyenangkan untuk memurnikan para kelompok yang berkumpul tidak pernah terjadi sebelumnya dan suara merdu-Nya yang sulit ada disepuluh penjuru. Dipimpin oleh Manjusri, sejumlah Para Bodhisattva yang tak terhitung jumlahnya seperti butiran pasir di dalam sungai Gangga telah datang ke Tempat Suci itu.

Sementara itu, Raja Prasenajit yang sedang menjaga peringatan kematian Ayahnya dengan mempersembahkan makanan vegetarian kepada-Nya, datang secara pribadi untuk mengundang Sang Tathagata kedalam Istana kerajaan untuk sebuah pesta makanan lezat terbaik dan paling langka, yang Ia juga mengundang Para Bodhisattva Agung didalam perkumpulan. Didalam kota, para ketua dan para pemuja juga mempersembahkan makanan kepada golongan anggota dan dengan takjim penuh hormat menunggu kedatangan Sang Buddha.
Kelemahan Ananda - Alasan untuk Khotbah ini

Diperintahkan oleh Sang Buddha, Manjusri membawa Para Bodhisattva dan Para Arhat ke pesta kerajaan.Ananda, namun, belum juga kembali dari keterlibatan jauh, dan sehingga tidak berada diantara yang diundang. Dia sedang pulang kembali ke Vihara sendirian tanpa kepala biara atau Guru, dan dengan mangkuk di tangan pergi mengumpulkan makanan dari pintu ke pintu di kota terdekat. Dia bermaksud untuk memanggil pertama kali dermawan yang belum memberikan makanan kepada Para Bhikkhu di hari itu, tanpa memperhatikan apakah atau tidak dia berbudi luhur, mulia, atau orang yang terbuang. Didalam praktek kasih sayang semesta-Nya, Dia tidak secara khusus memilih orang miskin sebagai penyokong-Nya. Dia ingin menolong semua mahluk hidup memperoleh pahala yang tidak terhitung, karena Dia telah melihat Sang Buddha menegur Subhuti dan Mahakasyapa yang meskipun menjadi Arhat tidak dapat menyadari pikiran semesta saat mengumpulkan makanan. Dia sungguh sangat mengagumi Ajaran-Nya yang telah menghilangkan semua keraguan dan kecurigaan-Nya (Ananda) dalam hal ini.

Jadi ketika Dia mencapai gerbang kota, Dia berjalan dengan pelan menyesuaikan sikap-Nya terhadap aturan-aturan disiplin. Ketika Dia pergi mengumpulkan makanan, Dia datang ke rumah pelacur dimana Matangi (seorang wanita kasta rendah) yang mewarisi. Dengan cara sihir kapila, menarik Dia dekat ke tubuh wanita sensual di tikar, sehingga Dia berada di arah pelanggaran aturan dari kehidupan suci. Tapi Sang Buddha menyadari semua ini dan setelah pesta kerajaan, Dia kembali ke Vihara dengan sang raja, panggeran dan para ketua yang ingin mendengar tentang Dharma penting. Dia lalu mengirimkan keluar dari puncak Kepala-Nya Cahaya yang cemerlang dan yang banyak warna-warni keberhasilan didalam yang memunculkan perwujudan Buddha duduk dengan bersila diatas ribuan daun bunga teratai. Sang Buddha lalu mengulangi Mantra yang amat sukar dipahami dan memerintahkan Manjusri menggunakannya untuk mengatasi sihir dan membawa Ananda dengan Matangi ke Vihara.
Belajar meditasi semua sebagai kekosongan

Ketika Ananda melihat Sang Buddha, Dia mensujudkan tubuh-Nya dengan lemah di Kaki-Nya (Kaki Sang Buddha), menangis dengan sedih dan berkata bahwa, sejak waktu tanpa awal, meskipun Dia telah banyak mendengar tentang Dharma, Dia masih tidak sanggup mendapatkan kekuatan yang amat sukar dipahami dari jalan kebenaran Tao. Dengan sungguh-sungguh Dia meminta Sang Buddha untuk mengajarkan awal pendahuluan jalan bijaksana yang membantu mendapatkan sesuatu didalam latihan samatha (kesunyian dan mengistirahatkan pikiran yang aktif), samapatti, dan dhyana yang menyebabkan penerangan sempurna semua Buddha di dalam sepuluh penjuru.

Ada juga hadir sejumlah besar Para Bodhisattva seperti butiran pasir yang tak terhitung di dalam sungai Gangga, dan Para Arhat dan PratyekaBuddha agung yang telah datang ingin mendengar tentang Dharma itu. Mereka semua menunggu dengan diam dan dengan penuh hormat demi Ajaran Suci itu.

Menghapus lima kumpulan dan delapan kesadaran untuk menampakkan ketidaknyataan dari diri
Menyelidiki kedalam pikiran salah untuk menghapuskan dua kumpulan pertama dan lima kesadaran pertama


Sang Buddha berkata kepada Ananda: 'Kamu dan Saya adalah kerabat dekat.' Beritahukan kepada Saya apa yang Kamu lihat didalam perkumpulan ketika Kamu membuat pikiran Kamu untuk memberikan semua perasaan duniawi dari kasih sayang dan cinta (untuk mengikuti Saya)?

Ananda menjawab : 'Saya melihat 32 ciri-ciri yang sangat baik dan bentuk Tubuh Buddha yang bersinar seperti Kristal. Saya berpikir bahwa semua ini tidak bisa hasil dari keinginan dan cinta, untuk keinginan menciptakan kotoran busuk dan berbau busuk seperti nanah dan darah yang bercampur aduk dan tidak dapat menghasilkan kecemerlangan yang menakjubkan dari warna-warni Tubuh Emas-Nya, dalam kekaguman itulah yang Saya mencukur Kepala Saya untuk mengikuti Dia.'

Sang Buddha berkata : 'Ananda dan kalian semua harus tahu bahwa para mahluk hidup, sejak waktu tanpa awal, telah dikenakan kelahiran dan kematian yang terus menerus karena mereka tidak tahu pkiran benar permanen (tetap tidak berubah) yang zatnya adalah oleh alami, murni dan cerah cemerlang. Mereka telah mengandalkan pada pemikiran salah yang tidak nyata sehingga Roda Samsara (dunia kelhiran dan kematian) berputar. Sekarang jika Anda ingin mempelajari Penerangan Bodhi tertinggi yang tak tertandingi untuk menyadari sifat terang alami ini, Kamu harus menjawab pertanyaan-pertanyaan Saya dengan jujur. Semua Buddha di dalam sepuluh penjuru menginjak jalan yang sama untuk melarikan diri dari kelahiran dan kematian karena Pikiran-Pikiran Jujur Mereka, dengan Pikiran Jujur yang sama dan kemampuan bicara yang sama dari awal hingga selesai tanpa jejak kebengkokan.

Ananda, ketika Kamu mengembangkan Pikiran itu karena 32 ciri-ciri Buddha yang sangat baik, beritahukan Saya apa yang terlihat dan mencintai Mereka.'

Ananda menjawab : 'Yang dimuliakan dunia, cinta Saya datang dari penggunaan pikiran Saya, mata Saya melihat dan pikiran Saya mengagumi Mereka, sehingga itu ditetapkan pada melepaskan kelahiran dan kematian.'

Sang Buddha melanjutkan : 'Seperti yang baru saja Kamu katakan, cinta Kamu disebabkan oleh pikiran dan mata Kamu tapi jika Kamu tidak tahu dimana pikiran dan mata Kamu sebenarnya, Kamu tidak akan pernah mampu menghancurkan angan-angan. Sebagai contoh, ketika negara itu dijajah oleh penjahat, sang Raja, sebelum mengirim tentaranya untuk menghancurkan mereka, pertama-tama harus tahu dimana mereka berada. Itu yang menyebabkan Kamu berpindah tanpa gangguan, datang dari cela cacat didalam pikiran dan mata Kamu. Sekarang beritahukan Saya dimana pikiran dan mata Kamu berada.'

Ananda menjawab : 'Yang dimuliakan dunia, semua mahluk hidup terlahir dalam dunia melalui sepuluh jenis kelahiran berpendapat bahwa pikiran yang mengetahui ini ada didalam tubuh. Saat Saya melihat mata berwarna teratai biru dari Sang Buddha, Saya melihat bahwa Mereka (Mata Sang Buddha) ada di Wajah-Nya (ada di Wajah Sang Buddha). Oleh karena itu, pemahaman Saya bahwa mata Saya ada di wajah Saya sementara pikiran saya yang mengetahui ada didalam tubuh Saya.'

Sang Buddha bertanya : 'Sekarang Kamu duduk didalam ruangan ini, dimana Kamu melihat taman Jetavana?'

Ananda menjawab : 'Yang dimuliakan dunia, ruangan besar ini ada didalam taman Jetavana yang, oleh karena itu, diluar ruangan.'

Sang Buddha bertanya : 'Apa yang pertama Kamu lihat didalam ruangan ini?'

Ananda menjawab : 'Yang dimuliakan dunia, dalam ruangan ini, Saya pertama melihat Sang Tathagata, lalu Perkumpulan, dan hanya ketika melihat luar Saya melihat taman itu.'

Sang Buddha bertanya : 'Ketika Kamu melihat Taman itu, apa yang menyebabkan Kamu untuk melakukannya?'

Ananda menjawab : 'Itu karena pintu dan jendela terbuka bahwa Saya, meskipun duduk didalam ruangan ini, lihat taman itu diluar.'

Sang Buddha lalu membentangkan Lengan Emas Warna-Warni-Nya dan menyentuh Kepala Ananda dengan Tangan-Nya, berkata : 'Ada sebuah samadhi (ketenangan dalam yang terbebas dari semua perasaan luar yang merupakan pendahuluan pencapaian Ke-Buddhaan.) yang bernama "Semua Yang Mencakup Surangama (Yang tahan lama dan tidak dapat dihancurkan) ", sebuah pintu gerbang melalui yang Semua Buddha didalam sepuluh penjuru capai ke Jalan Agung Yang Menakjubkan. Ananda, dengarkan dengan penuh perhatian sekarang.'

Ananda mensujudkan diri-Nya di Kaki Sang Buddha dan berlutut untuk menerima Pengajaran Suci.

Sang Buddha berkata : 'Jika Kamu benar bahwa, sambil duduk dalam ruangan ini, Kamu melihat taman diluar melalui pintu dan jendela yang terbuka akan mungkin bagi seseorang yang sedang duduk disini untuk hanya melihat hal-hal diluar tanpa melihat Sang Buddha didalam.'

Ananda menjawab : 'Orang tidak dapat melihat hutan belukar kecil dan sungai diluar tanpa melihat Sang Buddha disini.'

Sang Buddha berkata : 'Ananda, itu sama dengan Kamu (Jika pikiran Kamu tidak tertipu) Maka akan menjadi jelas tentang semua ini. Namun, jika pikiran berpengetahuan Kamu sungguh didalam tubuh Kamu, Kamu pertama harus jelas tentang segala sesuatu di dalamnya. Kamu harus, oleh karena itu, melihat segala sesuatu di dalam tubuh Kamu sebelum hal-hal diluar dari itu. Bahkan jika Kamu tidak dapat melihat jantung, hati, limpa, dan perut Kamu, setidaknya Kamu harus jelas tentang kuku dan rambut Kamu yang bertumbuh, tentang itu yang bergerak sepanjang syaraf-syaraf Anda dan denyutan dari pembuluh darah Anda. Mengapa Kamu tidak jelas tentang semua ini? Jika Kamu tidak melihat hal-hal yang di dalam, bagaimana Kamu dapat melihat itu diluar? Oleh karena itu, pendapat Anda bahwa pikiran berpengetahuan Kamu ada didalam tubuh Kamu adalah tak beralasan.'

Ananda membungkuk dan berkata : 'Setelah mendengar Suara Dharma Buddha, Saya sekarang mengerti bahwa pikiran Saya adalah sungguh diluar dari tubuh Saya. Misalnya, sebuah lampu harusnya menyala menerangi segala sesuatu didalam ruangan sebelum halaman luar melalui pintu yang terbuka. Jika Saya tidak melihat apa yang ada didalam tubuh Saya tapi melihat hal-hal diluarnya, ini seperti sebuah lampu yang diletakkan diluar ruangan yang tidak dapat menerangi apa yang ada didalamnya. Hal ini menjadi begitu jelas bahwa tidak mungkin diragukan lagi, apakah Saya masih salah tentang apa yang Sang Buddha maksudkan?'

Sang Buddha berkata : 'Semua Bhikkhu yang mengikuti Saya ke Sravasti untuk mengumpulkan makanan dan sekarang telah kembali ke taman Jetavana. Saya telah mengambil makanan Saya, tapi sebagaimana seorang Bhikkhu masih sedang makan, apakah semua himpunan masyarakat cukup makan?'

Ananda menjawab : 'Tidak, Yang dimuliakan dunia, meskipun Mereka Arhat, Mereka tidak memiliki tubuh yang sama atau rentang kehidupan yang sama maka bagaimana bisa seorang yang dengan makan menyebabkan semua yang lainnya memuaskan rasa lapar mereka?'

Sang Buddha berkata : 'Jika pikiran berpengetahuan milik Kamu adalah diluar dari tubuh Kamu, keduanya terpisah. Jadi ketika pikiran Kamu mengetahui sesuatu, tubuh Kamu tidak seharusnya merasakannya dan ketika tubuh Kamu merasakan sesuatu, pikiran Kamu seharusnya tidak menyadarinya. Sekarang saat Saya memperlihatkan Tangan Saya kepada Kamu, ketika mata Kamu melihat-Nya (Tangan Sang Buddha), apakah pikiran Anda memahami-Nya (memahami Tangan Sang Buddha) ?'

Ananda menjawab : 'Ya, Yang dimuliakan dunia, pikiran Saya memahami-Nya.'

Sang Buddha berkata : 'Jika demikian, bagaimana bisa pikiran Kamu diluar dari tubuh? Oleh karena itu, pendapat Kamu bahwa pikiran yang berpengetahuan dan yang memahami milik kamu berada diluar tubuh Kamu adalah tak beralasan.'

Ananda berkata : 'Yang dimuliakan dunia, seperti yang Anda telah katakan, Jika pikiran Saya tidak melihat apa yang ada didalam tubuh Saya, itu tidak ada didalamnya, dan jika tubuh dan pikiran Saya saling mengenal, mereka tidak terpisah dan pikiran Saya adalah, oleh karena itu, tidak diluar dari tubuh Saya. Sekarang setelah berpikir tentang ini, Saya tahu dimana pikiran Saya berada.'

Sang Buddha bertanya : 'Dimana itu?'

Ananda menjawab : 'Karena pikiran berpengetahuan dari Saya tidak melihat apa yang ada didalam tubuh Saya tetapi dapat melihat hal-hal diluar, Saya pikir itu tersembunyi didalam organ indera perasaan Saya. Misalnya, Jika seseorang menutup matanya dengan sebuah mangkok kristal, yang terakhir itu tidak menghalangi organ indera perasaan ini, yang hanya mengikuti indera penglihatan untuk membedakan semua hal yang terlihat. Jadi jika pikiran berpengetahuan Saya tidak melihat apa yang ada didalam tubuh, itu karena itu ada didalam organ indera perasaan dan jika itu melihat dengan jelas apa yang ada diluar tanpa terhalangi,
itu karena dia tersembunyi didalam organ tersebut.'

Sang Buddha bertanya : 'Seperti yang baru Kamu katakan, pikiran tersembunyi dalam cara yang sama dengan mata yang tertutup oleh mangkok kristal : sekarang ketika seorang menutup matanya demikian dan melihat gunung dan sungai, apakah orang juga melihat mangkok itu?'

Ananda menjawab : 'Ya, Yang dimuliakan dunia, orang juga melihat mangkok itu.'

Sang Buddha berkata : 'Jika pikiran Kamu seperti mangkok Kristal itu, ketika Kamu melihat gunung dan sungai, mengapa Kamu tidak melihat mata Kamu sendiri? Jika Kamu tahu mereka seharusnya ada diluar dan tidak seharusnya mengikuti indera penglihatan Kamu. Jika mereka tidak bisa dilihat, bagaimana bisa Kamu katakan bahwa pikiran yang berpengetahuan ini tersembunyi di dalam organ indera perasaan, seperti mata yang ditutupi mangkok kristal? Oleh karena itu, pendapat Kamu bahwa pikiran berpengetahuan milik kamu berada tersembunyi didalam organ indera perasaan adalah tak beralasan.'

Ananda bertanya : 'Yang dimuliakan dunia, Saya sekarang berpikir tentang isi perut yang tersembunyi di dalam tubuh dan tentang lubang-lubang di atas permukaannya. Oleh karena itu, dimana ada persembunyian disana ada kegelapan dan dimana ada pembukaan disana ada cahaya. Karena Saya sekarang dihadapan Sang Buddha, Saya membuka mata Saya dan melihat dengan jelas dan ini dinamakan penglihatan luar, dan ketika Saya menutup mata, Saya hanya melihat kegelapan, dan ini dinamakan penglihatan dalam. Apa yang Sang Buddha pikirkan tentang hal ini?'

Sang Buddha berkata : 'Ketika Kamu menutup mata Kamu dan melihat kegelapan, apakah kegelapan ini berhadapan dengan mata Kamu atau tidak? Jika iya, itu adalah didepan mereka, maka bagaimana bisa ini menjadi penglihatan dalam? Bahkan jika sungguh ada penglihatan dalam seperti itu, ketika Kamu duduk di ruangan yang gelap tanpa cahaya dari matahari, bulan, atau lampu, kegelapan ini harusnya juga ada didalam isi perut Kamu. jika itu tidak berhadapan dengan mata Kamu, bagaimana bisa ada penglihatan? Sekarang mari Kita lupakan yang Kamu sebut penglihatan luar dan menganggap bahwa ada penglihatan dalam, maka ketika Kamu menutup mata Kamu dan hanya melihat kegelapan, yang Kamu sebut melihat apa yang ada di dalam tubuh Kamu, mengapa ketika Kamu membuka mata dan melihat dengan jelas, Kamu tidak melihat wajah Kamu? Jika Kamu tidak, tidak ada penglihatan dalam itu. Sekarang anggaplah bahwa Kamu dapat melihat wajah Kamu, pikiran berpengetahuan dan organ penglihatan Kamu seharusnya ada didalam udara, maka bagaimana bisa ada penglihatan dalam? Jika mereka berada di udara, mereka seharusnya bukan milik tubuh Kamu, dan Sang Buddha yang sekarang melihat wajah Kamu, seharusnya adalah tubuh Kamu juga. Jadi ketika mata Kamu melihat sesuatu, tubuh Kamu seharusnya tidak memiliki perasaan lagi, Jika Kamu bersikeras bahwa baik tubuh dan pikiran Kamu memiliki perasaan yang terpisah, harusnya ada dua tanggapan terpisah dan kemudian tubuh Kamu harusnya menjadi dua Buddha. Oleh karena itu, pendapat Kamu bahwa melihat kegelapan adalah penglihatan dalam adalah tak beralasan.'

Ananda berkata : 'Saya selalu mendengar Sang Buddha saat sedang mengajar biarawan, biarawati, dan umat pemuja laki-laki dan perempuan berkata : "Ketika pikiran membangkitkan semua macam hal diciptakan, dan kemudian semua jenis dari pikiran muncul." Saya sekarang berpikir bahwa zat dari pikiran Saya adalah sifat alami dari pikiran yang muncul ketika itu bersatu dengan luar dan yang bukan didalam atau bukan diluar atau bukan juga diantara.'

Sang Buddha berkata : 'Kamu baru saja mengatakan bahwa karena rangkaian peristiwa yang dapat diamati (fenomena) tercipta, semua jenis dari pikiran muncul ketika bersatu dengan mereka (bersatu dengan fenomena). Jadi pikiran ini tidak memiliki zat dan tidak dapat bersatu dengan apapun. Jika itu yang tidak memiliki zat dapat bersatu dengan luar, ini adalah persatuan dari dunia ke 19 dari indera dengan fakta indera ke 7. Ini adalah omong kosong belaka. Jika pikiran memiliki zat, ketika tangan Kamu menggenggam tubuh Kamu, apakah pikiran Kamu merasakan (sentuhan) ini datang dari dalam atau luar? Jika dari dalam, Kamu harusnya melihat apa yang ada didalam tubuh Kamu dan jika itu dari luar, kamu harusnya melihat wajah Kamu.'

Ananda berkata : 'Itu adalah mata yang melihat dan pikiran yang mengetahui bukan mata: mengatakan bahwa itu melihat adalah salah.'

Sang Buddha berkata : 'Jika mata dapat melihat, ketika Kamu berada didalam ruangan, apakah Kamu melihat pintu itu (diluar)? Mereka yang telah meninggal dan masih memiliki mata, seharusnya melihat benda-benda jika mereka masih melihat, bagaimana bisa mereka mati? Ananda, jika pikiran berpengetahuan milik Kamu memiliki zat, apakah zat tersebut tunggal atau bermacam-macam? Seperti itu ada didalam tubuh Kamu, apakah itu menyebar ke setiap bagian dari itu atau tidak? Jika itu adalah satu zat, ketika Kamu memegang anggota tubuh, semua empat harusnya merasakan bahwa mereka dipegang. Jika demikian, tidak akan ada genggaman (di setaip anggota tubuh tertentu). Jika ada, pendapat tentang zat tunggal tidak bertahan baik. Jika itu adalah bermacam-macam zat harusnya ada banyak orang; maka zat manakah milikmu jika itu menyebar ke setiap bagian dari tubuh Kamu, ini sama seperti kasus genggaman sebelumnya. Jika itu tidak menyebar, maka ketika Kamu menyentuh kepala Kamu dan kaki Kami di saat yang bersamaan, sementara kepala Kamu merasakan dipegang, Kaki kamu harusnya tidak, tapi ini tidak begitu. Oleh karena itu, pendapat Kamu bahwa pikiran muncul dimana ada persatuan dengan luar adalah tak beralasan.'

Ananda berkata : 'Yang dimuliakan dunia, Saya telah mendengar Sang Buddha membicarakan kenyataan dengan Anak-Anak lain dari Raja Hukum (dalam kata lain: Para Bodhisattva); Dia juga mengatakan bahwa pikiran adalah bukan didalam juga bukan diluar. Saya sekarang menarik kesimpulan bahwa jika pikiran ada didalam tubuh, ia (pikiran) tidak melihat apapun yang didalam, dan jika ia (pikiran) ada diluar, mereka (tubuh dan pikiran) berdua berhenti saling merasakan. Mengatakan bahwa ia ada didalam adalah salah sebab ia tidak mengetahui apapun didalam tubuh. Mengatakan bahwa ia ada diluar juga salah karena tubuh dan pikiran dapat saling merasakan,.Seperti mereka (tubuh dan pikiran) demikian dan karena tidak ada yang terlihat didalam tubuh, pikiran harusnya berada diantara dua itu (antara didalam dan diluar).'

Sang Buddha berkata : 'Jika pendapat Kamu tentang pikiran "berada diantara" adalah benar, itu berarti sebuah posisi untuknya (untuk pikiran). Sekarang menurut kesimpulan Kamu, dimanakah posisi menengah ini? Apakah maksud Kamu itu adalah (dalam atau luar) tubuh? Jika ia ada di atas permukaan tubuh, ia tidak dapat berada di pusat tengah, dan pendapat tentang pikiran berada di pusat tengah tidaklah berbeda dengan pikiran didalam tubuh (yang ditolak sebelumnya). (Selain itu), apakah posisinya nyata atau tidak? Jika tidak, ia tidak ada. Jika iya, ia tidak tetap. Mengapa? Sebagai contoh, Jika sebuah tiang ditancapkan kedalam tanah untuk menandai pusat tengah, ketika terlihat dari timur itu ada di barat dan ketika terlihat dari selatan itu ada di utara. Seperti tiang ini yang hanya dapat mengakibatkan kebingungan, jadi apakah (pemahaman kamu tentang) pikiran berada diantara benar-benar kacau-balau?'

Ananda berkata : 'Posisi menengah yang saya sebutkan bukanlah dua ini. Seperti Yang dimuliakan dunia telah katakan, mata dan bentuk adalah penyebab dari gagasan muncul. Sementara mata dapat membedakan, bentuk tidak mengikuti apapun dan gagasan terletak diantara mereka (mata dan bentuk); maka pikiran muncul.'

Sang Buddha berkata : 'Jika pikiran terletak diantara organ indera dan data keterangan indera, apakah ia termasuk keduanya atau tidak? Jika ia demikian, zatnya dan apa yang ada diluar akan bercampur bersama-sama, dan karena pikiran merasakan sementara objeknya (benda tujuannya) tidak, dua yang berlawanan akan dibentuk; maka bagaimana bisa ada (posisi) menengah? Jika ia tidak inklusif, (yaitu jika ia bebas tidak tergantung kepada organ indera dan data keterangan indera), dengan menjadi bukan sebagai yang tahu (subjek) dan bukan juga sebagai yang diketahui (objek), ia tidak memiliki zat, lalu apa itu menengah? Oleh karena itu, pendapat Kamu bahwa ia berada diantara adalah tak beralasan.'

Ananda berkata : 'Yang dimuliakan dunia, sebelumnya ketika Saya melihat Sang Buddha, dengan Empat Murid Utama-Nya, Maha-Maudgalyayana, Subhuti, Purnamaitrayaniputra dan Sariputra, memutar Roda Hukum Kesunyataan, Dia selalu bilang bahwa sifat alami dari pikiran yang mengetahui dan membedakan adalah bukan didalam bukan diluar bukan juga diantara keduanya (bukan diantara luar dan dalam), tidak ada dimanapun juga, tidak menempel pada apapun, karena itu dinamakan pikiran. Apakah yang tidak menempel pada wujud disebut pikiran?'

Sang Buddha menjawab : 'Kamu baru saja berkata bahwa sifat alami dari pikiran yang mengetahui dan membedakan tidak ada dimanapun juga. Sekarang dalam dunia ini, segala sesuatu yang di udara, didalam air, dan di tanah, termasuk mereka yang terbang dan berjalan, membuat seluruhnya ada. Oleh yang tidak menempel (melekat) ke apapun, apakah maksud Kamu ia ada atau tidak? Jika ia tidak, itu hanya rambut seekor kura-kura atau tanduk dari seekor kelinci, maka bagaimana bisa ada tidak melekat? Jika tidak dapat dikatakan tidak ada bahwa yang tidak hanya tidak ada dan bahwa yang harus memiliki posisi; maka bagaimana bisa tidak ada kemelekatan? Oleh karena itu, pendapat Kamu bahwa yang tidak menempel pada apapun adalah pikiran berpengetahuan adalah tak beralasan.'

Menyangkal pikiran salah untuk menghilangkan kumpulan ketiga
dan menampakkan ketidaknyataan dari kesadaran keenam


Kemudian Ananda bangkit dari tempat duduk-Nya, mengangkat jubah di sebelah bahu kanan-Nya, berlutut dengan kaki kanan-Nya, dengan hormat merangkapkan kedua telapak tangan-Nya dan berkata kepada Sang Buddha : 'Saya adalah Sepupu termuda dari Tathagata dan karena Kasih-Sayang-Nya yang besar, Saya telah diijinkan untuk menjadi Murid-Nya, tetapi Saya menyalahgunakan Kasih-Sayang-Nya. Dan meskipun Saya telah mendengar banyak khotbah-Nya, Saya telah gagal menghindari duniawi dan tidak mampu untuk mengatasi sihir yang merubah Diri-Ku seluruhnya, menyebabkan Saya mengunjungi sebuah rumah tuna susila. Semua ini karena Saya gagal mencapai kawasan nyata. Semoga Yang dimuliakan dunia berbelas kasih secukupnya untuk mengajari Kami Jalan Samatha (Jalan kedamaian, kekuatan untuk mengakhiri nafsu) demi kepentingan mereka yang sedikit keyakinannya dan yang memiliki pikiran menyimpang.'

Setelah mengatakan ini, Dia mensujudkan Diri-Nya Sendiri dengan lutut, siku dan kepala ke tanah. Lalu Dia berdiri dengan diam penuh hormat, dengan seluruh Perkumpulan dengan bersemangat menunggu Ajaran itu.
Mengungkapkan Samadhi Terang


Dengan Kekuatan Buddha yang sukar dipahami, segala macam sinar dan cahaya, secemerlang ratusan dan ribuan matahari, bersinar dari dahi-Nya, menerangi semua tanah Buddha yang berguncang dengan enam cara. Sejumlah Dunia demikian, yang tak dapat dihitung seperti debu, muncul secara bersamaan dan (melalui kekuatan yang sama) bersatu menjadi satu dunia dimana masing-masing Para Bodhisattva Agung, selama tinggal di wilayah-Nya sendiri, merangkapkan telapak tangan-Nya untuk mendengarkan Dharma.

Asal dari Pembalikan


Sang Buddha berkata :'Sejak waktu tanpa awal, semua mahluk hidup telah menimbulkan segala macam pembalikan disebabkan oleh benih karma (dari ketidaktahuan) yang seperti semak belukar aksa. Inilah sebabnya mengapa para pencari kebenaran gagal mencapai Pencerahan Tertinggi, tetapi hanya mencapai (keadaan) Sravaka, Pratyeka-Buddha, bidaah, dewa dan mahluk halus.semata-mata karena mereka tidak tahu dua Pembalikan dasar, sehingga berlatih secara salah seperti mereka yang tidak bisa mendapatkan makanan dengan memasak pasir meskipun berlalunya Kalpa (masa waktu antara penciptaan,kehancuran dan penciptaan ulang dunia atau alam semesta) yang tak terhitung seperti debu. Apakah kedua Pembalikan dasar ini? Ananda, yang pertama adalah akar dasar dari penyebab kelahiran dan kematian, sejak waktu tanpa awal, dengan penggunaan salah dari kemelekatan pikiran yang orang-orang keliru dengan sifat alami mereka, dan yang kedua adalah kemelekatan mereka terhadap kondisi sebab akibat (yang menutupi) pada dasarnya inti sari cerah dari kesadaran yang merupakan pada dasarnya zat Pencerahan Nirvana yang murni dan bersih. Dengan demikian mereka mengabaikan kecemerlangan kecerahan dasar dan sehingga berpindah melalui dunia kehidupaan perwujudan tanpa menyadari kegagalan dari latihan (salah) mereka.
Pembalikan Sesungguhnya


 
Pikiran yang terbalik


Penyelidikan kedalam pikiran salah.

'Ananda, karena Kamu telah bertanya tentang pintu gerbang Samatha yang digunakan untuk meloloskan diri dari kelahiran dan kematian, Saya harus bertanya kepada Kamu sebuah pertanyaan,.'

Sang Buddha kemudian mengangkat lengan emas warna warni-Nya dan membungkukan jari-jari-Nya, berkata: 'Ananda, apakah Kamu melihat ini?'

Ananda menjawab : 'Ya.'

Sang Buddha bertanya :'Apa yang Kamu lihat?'

Ananda menjawab : 'Saya melihat Sang Buddha mengangkat lengan-Nya dan membungkukkan jari-jari-Nya.menunjukkan genggaman tangan bersinar yang silau mempesona pikiran dan mata Saya.'

Sang Buddha bertanya :'Bagaimana Kamu melihat-Nya?'

Ananda menjawab : 'Saya dan semua yang ada disini menggunakan mata untuk melihat-Nya.'

Sang Buddha bertanya :'Kamu mengatakan bahwa Saya menekuk jari-jari Saya untuk menunjukkan sebuah genggaman tangan bersinar yang silau mempesona pikiran dan mata Kamu, sekarang katakan kepada Saya, seperti Kamu melihat genggaman tangan Saya, Pikiran apa itu yang mengetahui kecemerlangan itu?'

Ananda menjawab : 'Seperti Sang Tathagata bertanya tentang pikiran dan karena Saya sedang menggunakan Saya sendiri mencari itu secara mendalam, Saya menyimpulkan bahwa itu yang mencari adalah Pikiran Saya.'


Pikiran adalah tidak nyata.

Sang Buddha berkata :'Hey! Ananda, ini bukanlah pikiran Kamu.'

Ananda menatap dengan heran, merangkapkan kedua telapak tangan-Nya, bangkit dari tempat duduk-Nya, dan bertanya : 'Jika ini bukan pikiran Saya, apa itu?'

Sang Buddha menjawab : 'Ananda, ini adalah pikiran salah Kamu yang muncul dari objek wujud luar, menipu sifat alami sejati Kamu dan menyesatkan Kamu kedalam kesalahan, sejak waktu tanpa awal, pencuri untuk Anak Kamu Sendiri, dengan demikian kehilangan (penglihatan) bahwa yang pada dasarnya permanen tetap, oleh karena itu lingkaran kelahiran dan kematian.'


Kesadaran keenam adalah kosong.

Ananda berkata: 'Saya adalah Sepupu Tercinta Yang Paling Muda dari Sang Buddha yang memiliki pikiran begitu sangat mengagumi Dia bahwa Saya meninggalkan rumah untuk melayani dan membuat persembahan kepada Sang Tathagata dan kepada semua Para Buddha dan Para Guru Yang Tercerahkan didalam tanah yang tak terhitung seperti butiran pasir didalam sungai Gangga. Jika Saya bertekad untuk melakukan semua tugas Dharma yang sulit, itu karena Saya menggunakan pikiran ini, dan bahkan Jika Saya sekarang menfitnah Dharma, menyebabkan kualitas Saya yang unggul sangat baik menjadi melemah untuk selamanya, itu juga karena pikiran ini. Jika itu bukan pikiran, Saya tidak akan memiliki pikiran dan akan menjadi seperti bumi atau sebatang kayu untuk tiada apapun ada diluar apa yang Saya rasakan dan ketahui. Mengapa Sang Buddha sekarang berkata bahwa itu bukanlah pikiran? Ini menakuti Saya dan juga Perkumpulan ini dan tiada seorangpun dari Kami disini dapat menghindar menjadi ragu-ragu dan curiga tentang itu. Akankah Kamu menjadi sangat berbelas kasih untuk mencerahkan Kami ?'

Dari tempat duduk singa-Nya agar mengajari Ananda dan Perkumpulan itu sehingga Mereka semuanya dapat mencapai 'Daya tahan Kesabaran dari Yang Tidak Diciptakan (Anutpattika-dharmaksanti)', mengulurkan tangan-Nya untuk menyentuh kepala Ananda, mengatakan : 'Sang Tathagata selalu mengatakan bahwa semua fenomena adalah penjelmaan pikiran dan bahwa semua sebab dan akibat termasuk (segala sesuatu dari) dunia hingga debunya, terbentuk (hanya) karena pikiran. Ananda, jika Kita melihat semua dunia dan semua yang ada (benda-benda) bahkan termasuk rumput dan daun, dan menyelidiki akar-akarnya, mereka semua terbuat dari unsur zat dan memiliki kualitas, dan bahkan kekosongan yang hampa memiliki nama dan penampilannya. lalu bagaimana bisa pikiran murni dan bersih cerah mendalam yang (mendasari) sifat alami setiap pikiran (yang membeda-bedakan) menjadi tanpa zat pokok miliknya sendiri? Jika Kamu memahami dengan teguh pengetahuan yang berasal dari pembeda-bedaan Kamu antara merasakan dan melihat sebagai pikiran sejati Kamu, itu harusnya memiliki sifat alami miliknya yang bebas tidak tergantung kepada semua (data indera seperti) bentuk, bau, rasa dan sentuhan.Seperti Kamu sekarang mendengar khotbah Saya pada Dharma itu, Kamu membeda-bedakan karena Kamu mendengar suara Saya.'

Kesadaran ketujuh adalah tidak nyata.

Bahkan jika Kamu (berhasil dalam) mengakhiri semua penglihatan, pendengaran, perasaan dan pengetahuan, dan juga mempertahankan ketenangan batin, bayangan dari pembeda-bedaan hal wujud (Dharma milikmu) masih tetap. Saya tidak ingin Kamu menganggap bahwa ini bukanlah pikiran, tapi Kamu harus memeriksanya dengan cermat dan teliti itu yang terus memiliki sifat cerdas alami bahkan dalam ketiadaan data indera adalah sungguh pikiran Kamu.(disisi lain) jika sifat cerdas alami ini berhenti dengan data indera, ini hanyalah bayangan dari pembeda-bedaan (milik Kamu) terhadap mereka, karena mereka tidak tetap permanen, dan ketika mereka tidak ada lagi, demikian juga (yang dinamakan) pikiran ini, seperti rambut seekor kura-kura dan tanduk seekor kelinci. Jika Dharmakaya milik Kamu bisa begitu mudah berhenti menjadi, siapa yang akan kemudian berlatih dan mencapai Daya tahan Kesabaran dari Yang Tidak Diciptakan?

Setelah mendengar ini, Ananda dan semua yang hadir benar-benar menjadi bingung.


Menyangkal semua pembalikan.

Sang Buddha berkata :'Murid yang sedang berlatih, bahkan setelah mereka telah memahami sembilan tingkat Dhyana berturut-turut, masih tidak bisa melangkah keluar dari arus perpindahan dan juga gagal menjadi Arhat, karena mereka melekat pada pikiran samsara (dunia dari kelahiran dan kematian) salah yang mereka samakan dengan kenyataan. Inilah sebabnya, meskipun Kamu telah mendengar banyak (dari Dharma Saya), Kamu telah gagal memenangkan Buah Suci itu.

Tanggapan yang terbalik



Setelah mendengar ini, Ananda, didalam, air mata pahit, bersujud dengan kepala, lutut, dan siku-Nya ketanah, berlutut dan merangkapkan kedua telapak tangan-Nya, dengan mengatakan : 'Setelah saya meninggalkan rumah untuk mengikuti Sang Buddha, Saya hanya mengandalkan kekuatan-Nya yang amat sukar dipahami dan selalu berpikir bahwa Saya bisa tanpa memerlukan latihan karena Dia akan melimpahkan samadhi (Keadaan didalam yang tenang, bebas dari semua perasaan luar.) diatas Saya.Saya tidak tahu bahwa Dia tidak dapat menjadi pengganti Saya dan sehingga kehilangan (penglihatan) pikiran pokok Saya. Inilah sebabnya, meskipun Saya mengikuti Perintah, pikiran Saya tidak bisa memasuki Tao (Sang Jalan).Saya seperti seorang Anak miskin yang melarikan diri dari Ayah-Nya. Saya hanya sadar sekarang bahwa, meskipun banyak mendengar (Dharma), jika Saya tidak berlatih, Saya akan sia-sia seolah-olah Saya tidak mendengar-Nya, seperti seorang laki-laki yang tidak bisa memuaskan rasa laparnya, dengan hanya berbicara tentang makanan. Yang Dimuliakan Dunia, Saya tertangkap oleh dua rintangan karena Saya tidak tahu sifat nyata alami dari pikiran tetap dan permanen. Semoga Sang Tathagata cukup berbelas kasih penuh untuk mengungkapkan kepada Saya, Pikiran yang cerah menakjubkan dan juga membuka mata Tao Saya.'



Sebuah Cahaya Terang untuk mengungkapkan kenyataan seseorang.

Kemudian Sang Tathagata, dari Sauvastika (Putaran Svastika dengan lengannya ke arah kiri, Tanda di pusat dada Sang Buddha) di dada-Nya, memancarkan cahaya indah berseri-seri yang menerangi tanah-tanah Buddha dalam sepuluh penjuru yang jumlahnya tak terhitung seperti debu dan yang, setelah bersinar diatas kepala semua Buddha dimana-mana, berbelok ke arah Ananda dan Perkumpulan itu. Sang Buddha lalu berkata kepada Ananda : 'Saya sekarang mengibarkan bendera Dharma Agung sehingga Kamu dan semua mahluk hidup dalam sepuluh penjuru dapat mewujudkan pikiran murni dan cerah dari sifat alami Kamu yang halus dan mendalam serta memenangkan mata yang murni dan jelas.'


Tanggapan kembali terhadap pikiran.

'Ananda, beberapa saat yang lalu Kamu mengatakan bahwa Kamu melihat genggaman tangan Saya bersinar. katakan pada Saya, bagaimana kecerahannya terjadi, apa yang menyebabkannya menjadi bentuk genggaman tangan dan dengan apa Kamu melihatnya?'

Ananda menjawab : 'Tubuh Buddha berwarna emas adalah seperti bukit indah berharga dan menunjukkan kemurnian dan kebersihan, sehingga genggaman tangan bersinar. Itu benar-benar mata Saya yang melihat Dia membungkukan jari-jari dan membentuk sebuah genggaman yang diperlihatkan untuk Kami semua.'

Sang Buddha berkata: "Sesungguhnya orang-orang bijak harus dibangunkan oleh contoh dan persamaan (analogi). Ananda, jika Saya tidak memiliki tangan, Saya tidak akan memiliki genggaman dan jika Kamu tidak memiliki mata, Kamu tidak akan memiliki penglihatan. Apakah ada hubungan antara organ alat tubuh penglihatan Kamu dan genggaman Saya?"

Ananda menjawab : 'Ya, Yang Dimuliakan Dunia. Jika Saya tidak memiliki mata, Saya tidak akan memiliki penglihatan, jadi ada persamaan dasar antara organ alat tubuh penglihatan dan genggaman Sang Buddha.'

Sang Buddha berkata: 'Penalaran Kamu tidak benar. Misalnya, seorang laki-laki yang tidak memiliki tangan tidak memiliki genggaman, tapi seorang laki-laki tanpa mata masih memiliki (kemampuan) penglihatannya. Ketika Kamu bertemu dengan laki-laki yang buta dan bertanya kepadanya apa yang dilihatnya, dia akan memberitahu Kamu tidak ada apapun tapi kegelapan yang ada dihadapannya. Oleh karena itu, meskipun hal-hal mungkin ditutupi dari (kemampuan) penglihatan, penglihatan terus berlanjut.'