Sutra Pahala Kebajikan Memandikan Buddharupang
The Sutra On The Merit Of Bathing The Buddha
浴佛功德經
Yufogongdejing
DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR. Suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di Rajagriha, di Puncak Burung Nazar bersama dengan 1250 bhikshu. Di antara mereka terdapat pula sejumlah bodhisattva serta delapan kelompok makhluk seperti dewa, naga, dan lain sebagainya, yang tak terhingga jumlahnya. Pada kesempatan itu, hadirlah seorang bodhisattva bernama Kebijaksanaan Murni. Karena beraspirasi untuk menyebarkan cinta kasih bagi semua makhluk, bangkitlah pikiran sebagai berikut dalam benaknya: Dengan cara apakah para Buddha, Tathagata [yang telah mencapai Penerangan Sempurna] memperoleh tubuh yang demikian mulia dan disertai oleh tanda-tanda keagungan seorang Buddha? Lalu ia berpikir kembali: Semua makhluk yang berkesempatan untuk berjumpa dengan Tathagata serta membawakan persembahan baginya, [pastilah] memperoleh pahala kebajikan yang tak terhingga dan tak terukur. Meskipun demikian, aku saat ini belum mengetahui persembahan apakah yang akan dibawa para makhluk atau kebajikan apakah yang akan mereka kembangkan setelah sang Tathagata parinirvana; guna menumbuhkan akar-akar kebajikan yang sama, sehingga dapat membimbing mereka pada Penerangan Sempurna dengan segera. Setelah merenungkan ini semua, ia bangkit dari tempat duduknya dengan membiarkan lengan kanannya terbuka (wujud penghormatan dalam tradisi India kuno penterjemah) dan menyembah Buddha. Ia berlutut dengan kaki kanannya serta merangkapkan tangan sebagai tanda penghormatan. Setelah itu, bertanyalah ia pada Sang Tathagata, Yang Dijunjungi Dunia, aku hendak menanyakan berbagai pertanyaan dan berharap agar engkau bersedia menjawabnya. Buddha berkata, “Putera yang berbudi, aku akan menjawab segenap pertanyaanmu.
Pada saat itu, Bodhisattva Kebijaksanaan Murni bertanya pada Buddha, Bagaimanakah para Buddha, Tathagata yang tercerahi sepenuhnya, memperoleh tubuh murni yang dilimpahi dengan tandatanda kebesaran [seorang Buddha]? Selain itu, semua makhluk yang berkesempatan untuk berjumpa dengan Tathagata dan membawakan persembahan baginya, pahala kebajikan yang mereka peroleh sungguh tak terbatas. Aku hingga saat ini masih belum mengetahui apakah yang akan dipersembahkan oleh para makhluk atau kebajikan apakah yang akan mereka kembangkan setelah Sang Tathatagata parinirvana; sehingga dapat membangkitkan kualitas kebajikan luhur yang membimbing mereka dengan segera menuju pada pencerahan.
Pada saat itu, Yang Dijunjungi Dunia berkata pada Bodhisattva Kebijaksanaan Murni, Luar biasa, [sungguh] luar biasa, engkau mengutarakan pertanyaan ini karena ingin melimpahkan kebajikan bagi para makhluk di masa mendatang! Kini dengarlah baik-baik, renungkanlah dengan seksama, serta laksanakanlah apa yang kukatakan. Aku akan menjelaskan padamu secara terperinci.
Bodhisattva Kebijaksanaan Murni berkata, Baiklah, Yang Dijunjungi Dunia, aku akan mendengarkannya dengan suka cita.
Buddha menjelaskan pada Bodhisattva Kebijaksanaan Murni, Putera yang Berbudi, engkau hendaknya mengetahui bahwa dana, sila, kshanti, virya, samadhi, prajna; kebajikan, cinta kasih, serta kegembiraan [di dalam Dharma], paramita-paramita beserta pengetahuan [kebijaksanaan], pengalaman akan cita rasa pembebasan, sepuluh bala, dan empat keyakinan merupakan penyebab mengapa seorang Buddha memiliki tanda-tanda keagungan seperti itu; begitu pula halnya dengan pengetahuan, kebajikan, serta kesucian yang dimiliki seorang Tathagata.
Jika seseorang dengan hati yang tulus dan murni mempersembahkan dupa, bunga, permata, karangan bunga, panji, payung, serta bantal tempat duduk bagi para Buddha meletakkannya di hadapan Buddha, menghiasinya secara melimpah, dan memercikkan air untuk membasuh wujud yang penuh kemuliaan itu, maka asap yang berasal dari pembakaran dupa akan membimbing pikiranmu pada alam Dharma (dharmadatu). Lebih jauh lagi, bila engkau memperingati kebajikan luar biasa seorang Tathagata dengan persembahan makanan, minuman, dan berbagai jenis alunan musik; maka engkau akan memanifestasikan ikrar unggul yang akan membawa batinmu pada lautan kemaha-tahuan (sarvajnana) tertinggi. Pahala kebajikan yang dihasilkan dengan demikian tak terukur dan tak terbatas; akan dibawa terus menerus dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya, hingga engkau merealisasi Penerangan Sempurna. Mengapa demikian? karena kebijaksanaan terberkahi Sang Tathagata adalah tak terbayangkan, tak terbatas, dan tak tertandingi.
Putera yang Berbudi, semua Buddha, Yang Dijunjungi Dunia, memiliki tiga tubuh, yang dikenal sebagai tubuh Dharma atau Dharmakaya, tubuh kemuliaan atau Sambhogakaya, dan tubuh jelmaan atau Nirmanakaya. Setelah parinirvanaku, jika engkau berharap untuk menghaturkan penghormatan pada ketiga tubuh ini, maka engkau hendaknya melakukan penghormatan pada sariraku. Tetapi sarira itu sendiri dibagi menjadi dua: yang pertama adalah sarira tubuh; sedangkan yang kedua adalah sarira yang berwujud ajaran Dharma. Kini aku akan mengucapkan gatha sebagai berikut:
“Segala sesuatu memiliki musabab
Tathagata telah menguraikan sebab musabab tersebut
Serta lenyapnya segenap sebab musabab ini
Demikianlah yang telah dibabarkan oleh Sang Pertapa Agung.
Jika perumah tangga pria ataupun wanita, dan juga kelima kelompok pertapa, hendak membuat sebuah patung Buddha; bila mereka tidak mampu dan hanya [sanggup] membuat patung seukuran biji gandum saja; atau membangun stupa, sekalipun ukurannya hanya sebesar biji jojoba, atau hanya seukuran jarum; kendati payungnya hanya seukuran sekam padi sekalipun, dan sariranya hanya sebesar biji mostar – atau bila seseorang menuliskan baitbait ajaran Dharma serta meletakkannya di dalam stupa – maka seluruh tindakan itu dapat disepadankan dengan mempersembahkan permata [berharga] yang sangat langka. Jika seseorang dengan tulus menghormat padanya, maka patung atau stupa itu akan menjadi sama dengan kehadiranku sendiri, tanpa perbedaan sedikitpun.
Putera yang berbudi, jika para makhluk sanggup melakukan persembahan yang istimewa ini, mereka akan memperoleh lima belas kebajikan mulia. Pertama-tama, mereka akan selalu hidup apa adanya dan rendah hati. Kedua, mereka akan mengembangkan ikiran murni. Ketiga, hati mereka akan selalu sederhana dan jujur. Keempat, mereka akan senantiasa berjumpa dengan kawan-kawan yang baik. Kelima mereka akan memasuki tingkat kebijaksanaan yang terbebas dari nafsu keinginan. Keenam, mereka akan terus menerus memiliki kesempatan untuk berjumpa dengan para Buddha. Ketujuh, mereka akan senantiasa mempertahankan ajaran yang benar. Kedelapan, mereka akan sanggup bertindak sesuai dengan ajaranku. Kesembilan, mereka akan terlahir di Tanah Buddha seturut dengan kehendak mereka, Kesepuluh, bila terlahir sebagai manusia, mereka akan terlahir pada keluarga yang mulia, terpandang, serta dihormati; [dengan demikian], mereka akan selalu berbahagia. Kesebelas, bila terlahir sebagai manusia, mereka akan dengan sendirinya mengarahkan pikiran mereka pada Buddha. Keduabelas, pasukan iblis-iblis jahat tak akan sanggup membahayakan mereka. Ketigabelas, pada zaman akhir Dharma, mereka akan sanggup melindungi serta melestarikan Dharma Sejati. Keempatbelas, mereka akan senantiasa dilindungi oleh para Buddha dari kesepuluh penjuru. Kelimabelas, mereka akan dengan cepat merealisasi lima atribut Tubuh Dharma.”
Pada saat itu, Yang Dijunjungi Dunia mengucapkan gatha sebagai berikut:
Setelah parinirvanaku
Engkau akan menghormat sariraku
Beberapa umat akan membangun
stupa Atau patung Sang Tathagata
Di tempat patung atau stupa itu didirikan
Orang yang mempersembahkan
Berbagai dupa dan bunga
Menaburkannya di tempat itu
Dengan membawa air harum yang murni
Dan mencurahkannya pada patung tersebut
Mempersembahkan berbagai minuman dan makanan
Terus menerus melakukan hal ini dengan penuh keyakinan
Mengagungkan kebajikan Sang Tathagata
Yang tak terbatas dan sulit untuk dibayangkan
Melalui kebijaksanaan upaya kausalya serta kekuatan supranatural Buddha
Orang semacam itu akan dengan cepat mencapai Pantai Seberang Nirvana
Ia akan merealisasi Tubuh Vajra
Yang dilimpahi dengan tiga puluh dua tanda keagungan seorang Buddha
Serta delapan puluh tanda minor
Ia akan menyeberangkan para makhluk menuju Pantai Seberang.”
Setelah mendengar bait-bait gatha yang [baru saja] dilantunkan Buddha, Bodhisattva Kebijaksanaan Murni melanjutkan pertanyaannya, Para makhluk di masa mendatang akan bertanya: ‘untuk apa kita memandikan sebuah patung?’
Buddha menjawab pertanyaan Bodhisattva Kebijaksanaan Murni, “Karena engkau akan menjadi sama dengan Sang Tathagata dalam hal membangkitkan kesadaran benar. Engkau tidak akan melekat pada pandangan ekstrem antara kekosongan dan wujud. Engkau akan berlimpah dengan tindakan-tindakan bajik. Dengan Tiga latihan, sila, dan prajna (kebijaksanaan), engkau akan membebaskan dirimu dari jeratan samsara. Engkau akan mencurahkan belas kasih agung terhadap semua makhluk. Engkau akan beraspirasi untuk merealisasi ketiga Tubuh Tathagata (Trikaya) dan dengan segera mencapai keberhasilan.
Putera yang Berbudi, aku telah membabarkan demi kepentinganmu Empat Kebenaran Mulia, Dua Belas Matai Rantai Sebab Musabab yang Saling Bergantungan(pratyasamutpada), dan Enam Paramita. Kini akan kuajarkan metode untuk memandikan patung Buddha agar dapat bermanfaat bagimu beserta para raja, pangeran, menteri, istriistri raja, putri raja, dewa, naga, manusia, serta asura. Di antara berbagai jenis wujud penghormatan dan persembahan, memandikan patung ini adalah yang terbaik. Ia melampaui persembahan tujuh jenis permata berharga sebanyak butiran pasir di Sungai Ganga.
Ketika memandikan Buddharupang, engkau hendaknya mempersiapkan cendana kepala kerbau, cendana putih, cendana merah, atau dupa kayu gaharu. Engkau hendaknya membakar dupa Tulip Puncak Gunung, dupa Otak Naga (longnao), dupa [Gunung] Ling-ling, dan lain sebagainya. Di atas permukaan batu yang bersih, gilinglah semua [bahan-bahan yang telah dipersiapkan tersebut] guna dijadikan bubuk; selanjutnya campurkanlah bubuk tersebut ke dalam air sebagai pewangi dan tuangkan airnya ke dalam bejana yang bersih. Di tempat yang bersih buatlah altar dengan bahan tanah yang baik. Bentuknya boleh persegi ataupun bulat, sedangkan ukurannya disesuaikan dengan kondisinya. Di atasnya tempatkan bak untuk memandikan Buddharupang dan letakkan patung itu di bagian tengahnya. Tuangkan air wangi hangat, lalu bersihkanlah rupang tersebut. Kemudian tuangkan kembali airnya. Adapun air yang dipergunakan hendaknya disaring dengan baik, sehingga tidak membahayakan serangga [atau binatang] apapun. Teteskan air yang berasal dari memandikan rupang itu dengan kedua jarimu ke atas kepala inilah yang disebut dengan air keberuntungan. Keringkan air yang tercecer di tempat memandikan rupang itu dan jangan biarkan kakimu menginjaknya. Dengan handuk yang halus dan bersih seka dan bersihkanlah patung tersebut. Bakarlah semua dupa sebagaimana yang telah disebutkan di atas, yang bau harumnya akan tersebar ke mana-mana dan letakkan kembali patung itu di tempat semula.
Putera yang Berbudi, jasa pahala yang berasal dari memandikan patung Buddha ini akan melimpahkan kemakmuran, kebahagiaan, umur panjang tanpa didera oleh penyakit apapun, dan terkabulnya segenap keinginanmu. Ini berlaku bagi semua makhluk, baik manusia maupun dewa. Kerabat, kawan, dan keluargamu akan beroleh kegembiraan. Engkau akan mengucapkan selamat tinggal pada delapan macam kemalangan dan selamanya terbebas dari penderitaan. Engkau tidak akan pernah lagi terlahir sebagai wanita dan akan merealisasi Penerangan Sempurna dengan segera.
Ketika engkau telah meletakkan kembali patung itu dan membakar berbagai dupa, berdirilah menghadap patung tersebut, rangkapkan tanganmu dalam posisi menghormat, serta lafalkanlah gatha pujian berikut ini:
Aku kini memandikan Sang Tathagata
Kebijaksanan dan kebajikan murninya menghiasi kumpulan ini
Aku berikrar bahwa para makhluk yang hidup dalam kurun waktu kelima kejahatan ini
Dapat dengan segera menyaksikan Tubuh Dharma Sang Tathagata
Semoga dupa sila, samadhi, dan prajna, serta pengalaman cita rasa pembebasan
Akan terus menerus menebarkan keharuman pada segenap alam di sepuluh penjuru
Aku berikrar bahwa asap dupa ini akan pula
Melaksanakan karya penyelamatan Buddha dengan tanpa batas
Aku juga berikrar untuk menghapuskan ketiga neraka serta
menghentikan putaran roda samsara
Sepenuhnya memadamkan api [hawa nafsu keinginan] sertamencapai ketenangan
Sehingga semua makhluk akan merealisasi Penerangan Sempurna yang tak terlampaui
Selamanya terbebas dari sungai hawa nafsu keinginan dan
mencapai Pantai Seberang (Nirvana).
Buddha telah selesai membabarkan sutra ini. Pada saat itu tak terhitung jumlah bodhisattva yang merealisasi samadhi tak ternoda. Tak terhingga dewa merealisasi kebijaksanaan yang tak akan mundur lagi. Sekumpulan besar pendengar merealisasi buah Kebuddhaan. Delapanpuluh empat ribu makhluk semuanya membangkitkan aspirasi untuk menapaki jalan menuju Penerangan Sempurna.
Pada saat itu, Bodhisattva Kebijaksanaan Murni berkata pada Sang Buddha, Yang Dijunjungi Dunia, setelah menerima curahan belas kasih dari Sang Guru Agung (Buddha), kami akan mengajarkan metode memandikan patung Buddha ini. Kami kini akan menyebarluaskan Dharma ini pada para raja, menteri, dan mereka yang memiliki keyakinan teguh, kegembiraan, serta jasa pahala. Setiap hari aku akan memandikan patung yang mulia itu demi mengumpulkan jasa kebajikan agung. Aku berikrar untuk selalu menerima dan
mempertahankan dengan suka cita Sutra Pahala Memandikan buddha rupang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar